6/22/2013 -
aulia's diary
No comments
fatamorgana
Dengan rambut tergerai,
dia berjalan pelan menuju kamar mandi. Dia lelah, matanya penat, pikirannya
mulai lemah. Dia melihat kertas-kertas berserakan dipinggir tempat dia tidur,
dan kemudian kembali menatap kamar mandi. Menatap tajam kearah bak mandi yang
terisi penuh, ditenggelamkannya bagian wajahnya ke air. Satu, dua, tiga, empat,
lima, enam, tujuh, delapan, sembilan, sepuluh. Selalu tepat sepuluh detik,
pikirnya. Bismillah.. Dicelupkannya tangan kanan dan kiri ke air, dan
diusap-usap pelan. Diambilnya air diantara 2 telapak tangan yang disatukan,
kemudian dia berkumur. Dia sedang berwudhu. Usapan dua tangan kearah wajahnya
menunjukkan bahwa wudhunya telah selesai, dan dia kembali ke kamar. Digelarnya sajadah
dan kemudian dikenakannya mukena berwarna ungu muda yang terlihat sangat halus
di mata. Dia beribadah.. menghayati setiap gerakan yang dia lakukan. Gerakan bibirnya,
fokus pandangannya, dia sedang mendalami perannya sebagai manusia. Manusia yang
memang sewajibnya bertakwa kepada tuhannya. Selesai beribadah, dia menggerakkan
sedikit kakinya, melonggarkan posisi kakinya, dan mengangkat kedua tangannya. Seolah
memang sedang berbicara dengan seseorang yang nyata, dia berkata.. tentang
lelahnya, tentang ketakutannya, dia memohon maaf. Tentang harapannya, dia
meminta. Tentang rindunya, dia bercerita. Tentang cintanya, dia mengucap..
“ robbanaa hab’lanaa min
azwaajinaa, wadzurriyyatinaa qurrota a’yun, waj’alnaa lilmuttaqiina imaamaa “
Ya
Allah, aku sangat mencintaimu..
Pertemukan
aku dengannya Ya Rabb
Yang
juga mencintaimu..
0 comments:
Post a Comment