Friday, April 26, 2013

Senyummu



Mereka bertanya siapa dia, siapa dia? Aku juga tidak mengenalnya, atau belum mengenalnya. Walaupun diam-diam tatapanku tertuju pada beberapa manusia di sudut pandang berbeda, tapi tetap saja, itu ilusi. Kenyamanan kemarin mungkin bisa membuat terlena, atau rasa hangat yang jelas-jelas sudah di depan mata. Tapi apa mau dikata jika memang bukan saatnya, jadwalnya masih lama mengantri diantara jadwal-jadwal hidup lainnya. Saya yakin, jadwal itu telah menunggu disana. Jadwal itu menarik tas punggungku  dan mendekatkan pada lengannya, melihatku tersenyum malu-malu lalu mulai menggoda. “kenapa coba senyum-senyum sendiri?” ucapnya. “aku nggak senyum-senyum kok.” Lalu dilanjutkan dengan aksiku membuang muka. Aku sengaja menyembuyikan wajahku dari tatapanmu, agar kamu tidak benar-benar melihat garis malu di wajahku dan rona merah yang mungkin sudah meyebar di sekitar pipiku. “walaupun kamu sembunyi dimanapun, aku tau kok kamu senyum. Ya walaupun aku nggak yakin, itu memang senyummu atau retina mataku yang mengikat permanen senyummu di pandanganku.” Dan kemudian melepaskan tas punggungku. Aku memutar posisi kakiku dan menatapmu tajam, kulihat senyummu masih mengembang dan tak sedikitpun niat untuk menurunkannya. “kamu nggak percaya?” tanyamu , mungkin karena bingung melihat ekspresiku. Aku memang tidak pandai berekspresi  dalam situasi begini, apalagi dengan senyummu yang membuatku benar-benar tak yakin bahwa aku hidup. Kupikir aku bermimpi, atau mungkin sedang mati suri. Kamu melayangkan senyum kepada mataku, kemudian menggoda dengan desiran lembut yang mengusap kulit hatiku. “aku rindu padamu.” Ucapku , kemudian senyummu kembali mengembang dang mengucapkan sebuah kalimat  penutupan yang selanjutnya tawa kita pun ikut mengembang. “aku tau, aku selalu tau.” :) 


0 comments: