4/28/2013 -
aulia's sketch
No comments
Siluet Prince (part2)
Hari pertama kuliah rasanya capek, masih ngantuk. Gara-gara semalem perjalanan bus, mataku masih sedikit sembam dan aku menguap berkali-kali. Belum lagi hari ini adalah hari senin, dimana semua jadwal kuliah hanya berisi tentang laboratorium, mulai dari laboratorium kimia, labroratorium pangan, dan laboratorium gizi kuliner. Fiuhhhh, tambah bikin capek aja. Namaku Ayla, mahasiswa jurusan gizi d3 di sini, salah satu kampus muhammadiyah yang telah menjamur di berbagai kota. Salah satunya, solo. Atau bisa juga disebut Surakarta. Makanya namanya Universitas Muhammadiyah Surakarta. Sekarang adalah semester dua buatku, jadi sudah hampir satu tahun penuh aku berada disini. Betewe, mataku masih capeeeekkk banget. Rasanya pengen pulang lagi ke jombang, atau jalan-jalan ke jogja. Lama juga aku sudah tidak pergi ke jogja, baru nyadar. Huaaahh, kembali ke kelas, seharian penuh menjalani beberapa jadwal laboratorium yang memenuhi waktuku. Mulai dari jam 07.00 pagi hingga 15.00 sore hari. Lelaaaaaaahhhhhhhhhhh.. badanku ambruk diatas kasur begitu sampai di kos an.
Selesai mandi dan sholat,
badan lumayan terasa segar walaupun masih agak capek-capek siih. Hmmm, biasanya
jam-jam segini di kos an pasti rame, tapi berhubung semua penghuni kos sedang
menyelesaikan masa liburannya, jadi deh aku sendirian di kos an. Fakultasku
memang terbilang paling kerajinan di kampus. Disaat semua mahasiswa dari
fakultas lain sedang melewati 4 hari sisa-sisa liburannya, fakultasku sudah
mulai berkutat dengan jadwal-jadwal super padat yang membuat kami merasa ingin
muntah seketika dan mengeluarkan beberapa slide PPT dalam bentuk cair.
Huaaaaaahhhh. Sudahlah, nggak usah diinget lagi. Bisa-bisa aku beneran muntah
kalo masih inget kampus juga walaupun udah bersemayam di kos an.
Mataku menerawang jauh
sambil menatap langit-langit kamarku yang di cat pink terang. Aku tiba-tiba
teringat kembali pada laki-laki itu, laki-laki manis yang kutemukan di bus
malam jurusan jogja. Ngomong-ngomong soal jogja, aku serius dengan pemikiranku
tadi pagi bahwa aku sangat kangen sama jogja. Rasanya bisa gila kalau aku
membayangkan setiap sudut kota itu. Mulai dari tata kota nya, jalanan padat
dengan bangunan khas jawa nya, gang-gang kecil yang memiliki bangunan-bangunan
dengan tinggi yang rendah, membuatnya terlihat hangat dan terasa akrab. Tidak
seperti bangunan-bangunan tinggi di kota-kota lain yang terlihat angkuh dan
memualkan. Dan, tidak cuma tata kotanya yang membuatku rindu, tapi juga sesuatu
yang masih tertinggal didalamnya. Jogja, masih ada yang perlu kuselesaikan
denganmu. Tentang cerita masa lalu. Zzzzzzzzzzzzzz...
Keesokan harinya,
kesibukanku dimulai kembali. Berkutat dengan beberapa lab dan kelas.
“ hai jeeeeeeeng.” Kudengar suara dibelakangku, dan
sudah kuketahui siapa pemilik suara itu. Pasti Ane, Anedia prayoga. Temanku
yang paling centil di kelas tapi juga teman terdekatku di kelas.
“ heeii, bisa nggak sih manggilnya jangan jeng,
bisa-bisa gue dikira mak-mak rempong yang lagi nyamar jadi mahasiswa lagi.”
Gerutuku
“ ih lebay deh, ini bukan film ya neeng.” Ane mulai
menggodaku, kemudian berjalan mengiringiku
“ lagian kamu ini juga ada-ada aja, masa cewek cantik
dan imut gini dipanggil jeng sih. Bisa turun pasaran iniii.” Aku mulai kePDan
dan senyam-senyum genit sambil terlihat agak menyombongkan diri.
“ diih, mulai gila ni anak. Kemaren liburan kemana
sih, bisa ampe geser gitu kelakuan?” tanya Ane sambil mulai meletakkan
tangannya di jidatku. Dia membalikkan telapak tangannya dan mulai sok-sok an
seperti dokter yang memeriksa pasiennya. “tuh kan, panas. Udah mulai nggak
waras nih anak.” Ucap Ane, dilanjutkan dengan gelakan tawa. “ ih sialan ya,
awas lu.” Lalu kusingkirkan tangan Ane, kemudian kami tertawa bersama hingga
terdengar sedikit menggema di lorong fakultas kesehatan lantai 3 yang sedang
kami lewati.
Setelah 5 kelas dan istirahat
sholat dilalui, akhirnya habis juga jadwal kampus hari ini.
“ ay, besok sabtu ikutan nggak ?” terdengar suara
dari ujung koridor
“ kemana ?” tanyaku sambil menoleh kebelakang,
ternyata Ane.
“ ada teater di kampus, teaternya anak USF. Sekalian aku
mau ngecengin si manis sama anak.”
Anak-anak? Pasti Meida,
Pramesti, Gita, sama Rara. Mereka itu gang nya Ane, ya walaupun aku sendiri
juga temen deketnya Ane, tapi aku nggak terlalu deket sama 4 orang itu. Kita kenal,
sering ngobrol, tapi nggak pernah ada niatanku untuk ikutan gang mereka yang
suka ngecengin anak teater yang mukanya aja aku nggak tahu. tapi, itung-itung
ngisi jadwal malmingan jomblo, ya ikut ajalah aku.
“ ikut ne, jemput bisa nggak? “
“ oke sip. Aku kedepan ya ay, udah dijemput. Kamu ati-ati
pulangnya.” Sambil berbalik arah kemudian kami pulang kerumah masing-masing.