12/11/2013 -
aulia's column
No comments
2 Pecahan Kerajaan Mataram
Semua masyarakat solo pasti sudah
biasa dengan pemandangan gunung di setiap sudut kota, mulai dari gunung lawu
yang terlihat di arah timur, dan gunung merbabu juga merapi di arah barat. Belum
lagi di sekitar gunung merbabu terpampang jelas bukit-bukit gunungkidul yang
penuh dengan lampu-lampu berkerlap-kerlip. Ah, sungguh damai melihatnya. Alam yang
akan selalu bisa mengayomi jika kita juga mengayomi alam, seperti simbiosis
mutualisme antar 2 kehidupan ciptaan Tuhan. Dulu, Yogyakarta dan sekitarnya
pernah terguncang. Pernah mati suri karena alam. Ketika Merapi mencari kongsi,
mengajak Merbabu untuk memberi peringatan pada manusia bahwa mereka hanyalah
mahluk kecil yang tidak pantas berbuat sombong diatas dunia. Namun merbabu
menolak, dia memilih diam. Merapi tetap melancarkan misi-NYA, merapi
menggandeng petir dan pasangannya. Petir mulai menggoda, berkedip kearah semua
penjuru yogyakarta. Memberi tanda pada pasangannya untuk terus menghembuskan
hujan angin disana. Berkali-kali petir menggoda, seolah berusaha menjilat bumi
dan penduduknya. Merapi tidak sendiri, dia bersama petir dan pasangannya. Merapi
menggoyahkan daratan yogya, memberikan gelombang di pingiran laut jawa. Menunjukkan
kehebatannya, menyampaikan pesan dari Tuhan untuk manusia. Debu vulkanik
hanyalah efek, menjadi bonus dari merapi. Sebelum akhirnya, merapi benar-benar menyampaikan
salam dari neraka. Memberikan sajian pertunjukan langsung betapa neraka
melakukan hal yang lebih ngeri dibandingkan merapi. cairan merah meleleh dari
puncak kaliurang, berjalan menyusuri bekas-bekas peradaban manusia yang
ditinggalkan demi keselamatan. ‘Lihatlah, hanya padaku saja kalian lari,
apalagi pada api neraka yang 40 kali lebih hebat daripada aku?’ teriak lahar
panas, dengan suara yang terdengar nyinyir di telinga. Lahar membakar habis
sisa-sisa peradaban itu, membakar habis semua yang dilewatinya. Sebagai salam
penutup dari merapi, dilmuntahkannya juga lahar dingin di bagian lain
yogyakarta sambil berkata ‘bisakah kalian bangkit setelah ini? Karena Tuhanku
dan Tuhan kalian bilang ini hanyalah cobaan kecil untuk membuat kalian semakit
kuat dengan kebangkitan’ Bangkitlah masyarakat yogya, bangkitlah.
Salam hangat,
warga solo.
0 comments:
Post a Comment