2/07/2015 -
aulia's diary
No comments
Racun
Aku tak sadar bahwa terlalu banyak
racun yang terhirup, terlalu banyak natrium yang termakan, terlalu banyak lemak
jenuh yang mengganggu, glukosa yang mengentalkan darah. Itu semua menggenang,
memenuhi aliran da rah. Endapan demi endapan memenuhi empedu, membuat biru
kantong empedu. Rasanya ingin kumuntahkan segala racun dalam empedu, kulepaskan
walau tak tahu bagaimana caranya. Ingin kubuang kemana saja, tapi aku takut
merusak tanah. Ingin kualirkan ke suangi, tapi aku takut mencemari air. Ingin
kusembunyikan, tapi aku takut orang lain menemukannya. Ingin kuletakkan di
sebuah wadah, tapi aku takut orang lain menggunakannya. Maka dari itu menangis, dan menulis. Karena
padanya, segala racun hanya akan terbaca. Dan padanya pula, segala racun hanya
akan terdengar isak tangisnya. Walau terkadang, isakan tangis itu hanya ada
ketika semua telah terlelap dan tak menyadarinya.
0 comments:
Post a Comment