3/21/2017 -
No comments
Kehabisan akal
Dear,
Perempuan kebanggaanmu ini
menyerah akhirnya. Dia kemarin sudah menunggu di ruang kedatangan, dan bertemu
seseorang yang menawarkan minum padanya. Katanya “minumlah, aku akan menemanimu
sekarang”, sambil menyodorkan air yang memang dia butuhkan. Menunggu memang membuatnya haus, haus akan pemahaman.
Terkadang dia ingin pulang, tapi sejujurnya walaupun dia pintar dia tetap tidak
paham jalan pulang. Seseorang itu bilang, dia pun tidak tau jalan pulang. Tapi dia
berjanji, dia akan bertanya terus menerus sambil menggandeng perempuanmu ini
dan membawanya pulang.
Di tengah jalan, udara semakin panas. Laki-laki itu mulai enggan bertanya dan kadang memilih duduk menghilangkan penat mengibas-ibaskan tangannya berusaha mendinginkan kepalanya. Tapi perempuanmu itu lelah, dia hanya ingin segera sampai dirumah. Dia ingin segera membuka pintu rumah, duduk dirumah, dan memulai kembali hidupnya. Karena dia, sudah terlalu lama di ruang kedatangan. Dia lelah.. Sangat lelah.. Dan kini.. Entah berjalan atau tidak, rasanya dia hanya ingin menangis di tepi jalan. Berharap ada orang yang menemukannya dan sanggup membawanya pulang. Atau mungkin kematian datang menjemputnya lebih dulu, karena terlalu panas dan terlalu terik dunia padanya. Entahlah.. entah seseorang yang masih menggenggam tangannya kini masih mau berjalan lagi atau tidak, perempuanmu sudah kehabisan harapan. Akal sehatnya sudah tidak lagi bisa terpakai.
Di tengah jalan, udara semakin panas. Laki-laki itu mulai enggan bertanya dan kadang memilih duduk menghilangkan penat mengibas-ibaskan tangannya berusaha mendinginkan kepalanya. Tapi perempuanmu itu lelah, dia hanya ingin segera sampai dirumah. Dia ingin segera membuka pintu rumah, duduk dirumah, dan memulai kembali hidupnya. Karena dia, sudah terlalu lama di ruang kedatangan. Dia lelah.. Sangat lelah.. Dan kini.. Entah berjalan atau tidak, rasanya dia hanya ingin menangis di tepi jalan. Berharap ada orang yang menemukannya dan sanggup membawanya pulang. Atau mungkin kematian datang menjemputnya lebih dulu, karena terlalu panas dan terlalu terik dunia padanya. Entahlah.. entah seseorang yang masih menggenggam tangannya kini masih mau berjalan lagi atau tidak, perempuanmu sudah kehabisan harapan. Akal sehatnya sudah tidak lagi bisa terpakai.
0 comments:
Post a Comment